400 ABK Indonesia Bekerja di Kapal Ikan Bendera AS, Berapa Gajinya?
Plt. Dirjen Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Muhammad Zain menjelaskan kekuatan ABK di perikanan luar negeri besar sekali. Diperjalanan dinas beberapa saat di Amerika Serikat, diakuinya ada seputar 300-400 ABK Indonesia yang bekerja di kapal ikan berbendera Amerika.
deretan makanan berlemak tinggi yang baik untuk kesehatan
"Di Amerika rupanya ada seputar 300-400 ABK," kata Zaini dalam diskusi Serap Inspirasi: Implikasi Undang-Undang Cipta Kerja Bidang Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Lombok, NTB, Senin (7/12).
Tidak cuman di Amerika, ABK Indonesia banyak juga yang bekerja di Spanyol, Eropa. Ini memperlihatkan tingginya kekuatan ABK Indonesia bekerja di kapal perikanan luar negeri.
"Berarti ini kekuatan yang besar sekali dan upahnya lumayan bagus," kata Zaini.
Ia mengatakan gaji yang diterima ABK di kapal berbendera Amerika Serikat itu dapat terima gaji sebesar USD 1.000-1.700. Gaji itu juga belum terhitung bonus yang diterima ABK Indonesia.
"Ini belum terhitung bonus," katanya.
Walau demikian, KKP tidak mengenali faksi yang mana memberangkatkan beberapa ABK Indonesia itu. Karena, sejauh ini berkaitan pemberangkatan awak kapal bukan jadi wewenang KKP saja. Tetapi ada keterkaitan Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Perhubungan.
"Sejauh ini KKP keterkaitannya cuman 5 %. Bekasnya berada di Kementerian Perhubungan dan Kementerian Ketenagakerjaan," katanya akhiri.
Pemerintahan Indonesia lewat KBRI Dakar memberikan fasilitas kembalinya 13 Anak Buah Kapal (ABK) WNI yang bekerja di kapal Tiongkok, Long Xing punya perusahaan RRT (Dalian Ocean Fishing). Beberapa ABK datang di Lapangan terbang Soekarno-Hatta pada 10 November 2020 jam 13.55 WIB dengan memakai penerbangan Ethiopian Airlines (ET628).
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo menjelaskan, dengan dipulangkannya 13 ABK WNI itu, karena itu semua ABK WNI kapal ikan Long Xing yang bertambat di Senegal dalam jumlah 88 orang ABK WNI sudah kembali lagi semuanya ke tanah air.
"Awalnya sudah dipulangkan secara setahap sekitar 33 ABK pada tanggal 27 Oktober 2020 dan 42 ABK pada tanggal 3 November 2020," kata Agus dalam penjelasannya, Rabu (11/11/2020).
Sekitar 88 ABK WNI yang difasilitaskan kembalinya oleh Pemerintahan Indonesia itu bekerja pada 7 kapal ikan Long Xing (621, 622, 623, 625, 626, 627, dan 628) punya perusahaan Dalian Ocean Fisihing.
Awalnya, perusahaan yang juga sama sudah lakukan pemulangan 157 ABK WNI lewat lajur laut di Bitung, Sulawesi Utara.
Agus menambah, kesuksesan repatriasi ini adalah tindak lanjut 2 tatap muka bilateral di antara Menteri luar neger RI, Retno Marsudi dan Menteri luar neger China Wang Yi di bulan Juli dan Agustus 2020.
"Pemulangan 88 ABK WNI adalah sisi dari usaha yang dikerjakan secara paralel dengan usaha perundingan pemulangan 157 ABK WNI lewat Bitung, Sulawesi Utara. Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Beijing dalam masalah ini sudah sukses minta perusahaan untuk pulangkan ABK WNI lewat terlibat Pemerintahan RRT yang sudah memiliki komitmen secara serius tangani beberapa kasus yang menerpa ABK WNI," terangnya.
Kesuksesan pemulangan ABK WNI ini tidak terlepas dari usaha yang dikerjakan oleh KBRI Dakar yang sudah memberi kontribusi sepanjang ABK WNI ketahan kembalinya di Senegal. Dengan lakukan pendekatan ke kewenangan maritim di tempat yang sudah mengizinkan ABK WNI itu turun atau landing di Dakar, Senegal, hingga bisa dipulangkan lewat lajur udara.
Demikian juga dengan andil Kementerian dan Instansi berkaitan, yakni Kementerian Perhubungan dan Kementerian Luar Negeri.
Beberapa ratus WNI ABK Kapal MV Veendam sukses kembali lagi datang di Indonesia. Kapal yang awalannya melaut dari Belanda ini sempat berhenti di Sri Lanka sebelumnya terakhir sampai di Jakarta.